Kisaran tahun 2010, tiga orang penggemar dan pengguna kendaraan BMW di area Kediri rutin berkumpul secara personal untuk mengupas, membahas, membicarakan, dan berbagi pengalaman(minim) tentang tunggangan BMW mereka.
Kala itu hanya ada tiga orang tersebut.
Masih di periode yang sama, salah seorang dari mereka bertiga kemudian mengurangi aktivitasnya karena unitnya telah dijual. Satu orang lagi cukup sibuk dengan aktivitas pekerjaannya sehingga hanya bisa berkomunikasi via online.
Kemudian datanglah dua pengguna BMW lagi, formasi kembali menjadi bertiga, yang belakangan mereka bertiga inilah yang rutin mengisi Kediri dengan kopdar (kopi darat) dan komunikasi seputar BMW.
Seiring berjalannya waktu, berhubung rekan-rekan di Kediri masih begitu minim kala itu – dan bisa dibilang hanya bertiga sosok yang ada di atas, maka dibukalah gerbang komunikasi via dunia maya bersama rekan-rekan bimmerfan dari area-area seputaran/sekitaran luar Kediri Raya .
Gayung bersambut dari beberapa rekan bimmerfan Madiunan yang juga mengalami kondisi sama dengan rekan-rekan bimmerfan Kedirian: mereka sama-sama sedang memulai, bergerak dengan minim pengetahuan, dan murni cuma modal semangat dan kebersamaan alakadarnya dan apa adanya, bukan adanya apa.
Dikarenakan kondisi, kultur, dan pola komunikasi yang senuansa, komunikasi antara segelintir bimmerfan Kedirian dan Madiunan ini tumbuh semakin intens, semakin akrab – hangat – erat, dan berujung pada kopdar-kopdar bersama secara sporadis.
Tahun 2011, dengan semangat yang berkobar menyala, bimmerfan Kedirian dan Madiunan sepakat ingin mengorganisasi diri dan berkehendak untuk bergabung dengan BMWCCI.
***
Komunikasi dan penggalian supervisi dijalin dengan pengurus pusat BMWCCI atau perwakilan-perwakilannya. Segala persyaratan mulai disiapkan perlahan namun pasti.
Hanya saja rencana kuat ini kenmudian terpaksa ter-pending di tengah jalan karena beberapa hal:
Pertama, Kediri dan Madiun secara geokultur disatukan sebagai kawasan geokultural Jawa Timur (Jatim) Mataraman, yakni area Jatim yang memiliki kondisi kultural mengacu ke Yogyakarta. Kawasan geokultur Jatim Mataraman ini melingkupi Jatim bagian barat (eks. Karesidenan Kediri – Madiun). Berdasarkan pertimbangan ini, maka rekan-rekan bimmerfan dari Kediri dan Madiun ingin mengajukan nama chapter sabagai chapter Mataraman.
Sayangnya oleh pengurus pusat rencana nama chapter ini ditolak, dengan informasi bahwa nama chapter harus nama kota (kecuali kawasan yang dipandang khusus seperti Bali).
Sementara bagi kami dari Kediri – Madiun yang kala itu tumbuh benar-benar bersama, berbarengan, dan serempak, akan menjadi kesulitan yang luar biasa untuk menentukan apakah kami menggunakan nama chapter Kediri ataukah Madiun.
Kedua, persoalan biaya. Beberapa guidansi yang kami terima melalui supervisi beberapa perwakilan pengurus pusat BMWCCI kala itu, untuk pengukuhan seyogyanya kami mengundang beberapa chapter terdekat dengan seremoni yang dikondisikan.
Kami-kami kala itu siap untuk mengundang chapter-chapter terdekat dan menyiapkan jamuan yang benar-benar alakadarnya. Dalam rencana dan bayangan kami kala itu hanyalah lesehan di parkiran hutan Saradan kemudian makan nasi pecel dengan lauk tahu, begitu saja. Tanpa adanya panggung hiburan apalagi gelaran yang meriah yang menghabiskan biaya banyak.
Kami ingin realistis dengan keadaan kala itu. Bahwa untuk miara dan merawat BMW-BMW kami saja ngos-ngosan, mengingat untuk rata-rata kondisi sosial kami-kami kala itu, ongkos perawatan BMW memang begitu mencekik leher. Lha kenapa kami beli BMW (bekas)? Sederhana, karena harganya yang luar biasa drop.
Jika untuk merawat BMW aja kami harus berjuang sekuat tenaga rumah-tetangga. Boro-boro mau bikin pentas meriah…
Bukannya tak yakin dengan datangnya sponsor, tapi kami harus tetap berhitung realistis bahwa kesemuanya apes-apesnya harus kami biayai dengan uang saku dari kantong pribadi masing-masing.
Ini sungguh berat.
Dua alasan tersebut akhirnya membuat rencana ini terpending tanpa ada kejelasan waktu. Padahal susunan pengurus sudah dimantapkan, logo sudah disusun sesuai guideline dari pihak BMW Clubs council, dan AD-ART sudah kami rumuskan sesuai panduan yang ada.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya kami memutuskan menguatkan dulu kondisi internal masing-masing.
REKAN-rekan Madiunan lantas memutuskan mendeklarasikan paguyuban lokal bernama BMCC. Dalam waktu yang relatif cepat, warga paguyuban Madiunan semakin bertambah dan membesar. Dalam perjalanan waktu, rekan-rekan BMCC sudah bisa menggelar turing bareng dan sanggup bikin acara-acara (baksos ramadhan, dll.).
Sementara rekan-rekan Kedirian, tanpa dengan deklarasi nama komunitas, mengikuti jejak yang sama dengan rekan-rekan Madiunan.
Untuk tetap menjalin komunikasi dan keakraban yang tak pernah ingin kami gerus sedikitpun, akhirnya kami membangun media komunikasi online via Facebook dengan membangun angkringan-online Bimmerische Mataramen Werke (Bimmerfan Mataraman).
Belakangan hingga detik ini, angkringan-online tersebut terus kami jadikan media de-facto dan kultural untuk terus berkomunikasi membahas, mengupas, dan membicarakan tentang seluk-beluk merawat BMW-BMW tua kami; saluran bercanda-ria; untuk menjalin persahabatan yang tanpa sekat dan silaturahmi yang tanpa batas (borderless friendship – unlimited silaturahmi).
Era 2012 adalah menjadi klimaks awal persahabatan kami-kami kaum bimmerfan yang ada di kawasan Jatim Mataraman. Tahun tersebut kami menggelar gathering pertama yang melibatkan bimmerfan sekawasan Jatim Mataraman (Madiun, Ngawi, Kediri, Blitar, Nganjuk, Tulungagung, Trenggalek, dll.) yang bahkan dihadiri oleh rekan-rekan dari kota di luar arena tersebut (Malang, dll.)
Pada tahun yang sama, kami-kami kaum bimmerfan yang ada di Jatim Mataraman ini turut diundang dan menghadiri pengukuhan rekan-rekan BMWCCI Malang Chapter.
***
Era 2012/2013 juga menjadi titik awal bagi kami bimmerfan Kedirian yang terus solid, menguat, dan bertambah warganya. Atas peran besar seorang rekan baru (yang sayangnya belakangan beliau mengundurkan diri karena satu hal pribadi), warga Kedirian semakin banyak. Semakin berkembangnya Kedirian ini juga tak luput dari peran besar rekan-rekan baru yang terus bergabung dan turut berkiprah memperkuat soliditas yang terus semakin terpupuk.
Sejauh itu kami terus berkomunikasi dengan dunia melalui angkringan-online Mataraman yang warga pengangkringnya sudah meluas ke seantero Indonesia bahkan ada yang dari luar negeri.
Bahkan kami-kami yang awalnya menggunakan angkringan-online Mataraman dengan berbahasa Jawa, memutuskan harus menggunakan bahasa Indonesia dikarenakan begitu beragamnya warga yang ikutan nimbrung dan ngangkring secara online.
***
Era 2013, sejarah besar muncul dari Kediri. Rekan-rekan Kedirian pada suatu kopdar rutin Jumat malam yang sudah berlangsung sejak beberapa lama tanpa kami punya nama, lantas berembug. Kami perlu nama dan identitas!
Awalnya kami ingin mengikuti jejak rekan-rekan Madiunan untuk membuat komunitas lokal dan independen saja; yang mana rekan-rekan BMCC Madiunan lebih memilih bergerak dan memguatkan diri secara kultural serta menjauhi nuansa formal.
Namun seorang rekan yang sejak awal membidani munculnya Kedirian mengusulkan agar Kediri membentuk chapter/bergabung dengan BMWCCI.
Usulan ini awalnya ditentang habis-habisan oleh banyak – nyaris semua rekan bimmerfan Kedirian. Kenapa?
- BMWCCI kala itu dianggap secara subyektif sebagai klub elit yang “banyak makan uang”. Untuk kami-kami yang tinggal di Kediri, di mana seporsi nasi pecel dengan es teh cukup ditebus dengan 5rb saja bukan 15rb, tentu akan berat dan memberatkan untuk mengikuti alur dinamisme BMWCCI yang didominasi mayoritas berasal dari kota-kota besar dengan tingkat sosial-ekonomi rata-rata tinggi.
- BMWCCI wajib menjaga nama baik BMW AG dan BMW Indonesia beserta afiliasi dan jaringannya. Tentu bagi kami ini artinya bahwa kendaraan-kendaraan kami harus mendukung dan menyokong kultur dan tuntutan ini. Kondisi kendaraan kita adalah citra bagi produsen kendaraan BMW. Sementara kami merawat BMW ini benar-benar dengan kondisi mengalir sekuatnya.
- Belum lagi lalu-lintas informasi yang melimpah di dunia maya tentang BMW-BMW dari kota besar yang banyak didandani dengan aksesoris/velg mahal. Sementara bagi kami, merawat BMW dengan standar sehat saja terkadang sudah sedemikian menyiksa konsentrasi (keuangan) rumah tangga.
- Belum lagi masalah “sepele”, hal teknis yang sejauh waktu itu kami dapati: rekan-rekan BMWCCI jika menggelar event selalu linier dengan biaya dan dana besar.
Itu sebagian alasan kami waktu itu yang memberatkan kami untuk bergabung dengan BMWCCI.
Namun rekan pengusul punya alasan lain:
- BMWCCI memang mensyaratkan bahwa memang ada ikatan berkaitan dengan biaya dalam keikutsertaan di BMWCCI, yakni annual-fee. Namun nilai annual-fee ini relatif tak memberatkan, hanya USD2 per tahun per member.
- BMWCCI memang berkewajiban menjada nama baik BMW AG, BMW Indonesia, berikut afiliasi dan jaringannya. Namun pengertian di sini luas. AD-ART BMWCCI hanya mengkampanyekan penggunaan spare-parts orisinal untuk alasan safety. Tidak ada satu poin alasan pun yang mewajibkan bahwa keikutsertaan ke BMWCCI mempersyaratkan dan mewajibkan anggotanya untuk harus selalu mengganti suku cadang di dealer resmi BMW.
Sejauh perilaku dan perbuatan kita sopan, bertata-krama lalu-lintas, beretika sosial, mana itu sudah tergolong turut menjaga nama baik.
- Dalam AD-ART, BMWCCI memang mensyaratkan bahwa member/chapter wajib menggelar acara: kopdar internal dan acara konektivitas dengan chapter lain dalam periode yang ditentukan.
Namun klausul ini sama sekali tidak mempersyaratkan spesifikasi teknis acaranya termasuk besaran biayanya. Artiya, sekedar kopdar antar-chapter yang cuman ngopi lesehan bareng itu pun sudah bisa dianggap sah sebagai acara resmi chapter.
- Masalah kultural, ini urusan subyekif semata. Sekali lagi, tidak ada klausul satu poin pun yang mengatur tentang perilaku dan gaya-hidup bagi anggota (member) BMWCCI.
Tidak ada kewajiban untuk pake aksesoris mahal, tidak ada larangan untuk terus menggunakan velg standar bawaan mobil, bahkan tidak ada larangan jika kondisi mobil kita kusam!
BMWCCI hanya bergerak salah satunya turut mengkampanyekan keselamatan berkendara (internal) dan keselamatan berlalu-lintas (eksternal).
Bahkan BMWCII menolak eksklusivitas. Dalam AD-ART-nya, justru para anggota/chapter BMWCCI diwajibkan untuk menjalin komunikasi/silaturahmi/keakraban dengan klub lain!
- Toh tahun 2011, Kediri bersama Madiun sudah pernah mengajukan diri hendak menjadi chapter yang sayangnya tertunda rencana ini. Mungkin kala itulah saatnya rencana tersebut kembali digugah dan diwujudkan kemballi. 😀
Beberapa poin penjelasan dari rekan pengusul tersebut sempat membuat rapat di sebuah Jumat malam itu hening sejenak.
Semua menyadari logika ini, namun masih dicekam oleh ketakutan kultural subyektif, ketakutan yang bukan karena ancaman organisasional secara resmi yang sesungguhnya memang tak memberatkan sama sekali.
Akhirnya setelah dialog yang alot dan panjang telah menghabiskan serentet dan berderet arguman dari banyak bimmerfan Kedirian, rembugan yang dimulai habis Isya’ tersebut pada pukul 2 dini hari memutuskan dan menyepakati: Kediri akan bergabung dengan BMWCCI namun dengan syarat tidak akan pernah kehilangan nilai dan jati-diri kulturalnya.
***
Hari-hari berikutnya diisi dengan persiapan membentuk chapter dengan cara seksama dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Komunikasi dibangun dan dijalin dengan chapter-chapter settle yang ada. Kunjungan ke chapter tetangga dijalankan. Sowani ke pinisepuh BMWCCI pun dilansanakan. Semuanya membawa dua misi utama:
- Mohon bimbingan dan doa restu untuk (kembali) menjadi chapter.
- Mohon wejangan dan mengutarakan niat bahwa: Kediri ingin menjadi chapter yang taat dan menuruti regulasi institusi BMWCCI sekaligus secara kultural ingin terus menguatkan jati-diri dan nuansa kultural yang ada.
Tim kecil merumuskan umbarampe-nya: logo dan AD-ART. Susunan pengurus juga disiapkan. Tim lain mencoba menggali sponsorship sekuat tenaga. Tim lainnya lagi merumuskan prosesi pengukuhan dengan kondisi yang benar-benar apa adanya bukan adanya apa.
0404
Mendekati triwulan/kuartal akhir 2013. sambil menunggu rancangan logo disetujui oleh BMW Clubs council, Jerman, kami merumuskan tanggal pengukuhan 14022014, yang diperkirakan kuat jauh sebelum pada tanggal tersebut persetujuan dari BMW Clubs council sudah kelar dan keluar. Tak ada alasan khusus terhadap pemilihan tanggal tersebut. Agar cantik angkanya aja 😀
Eh awal 2013, sponmsor yang awalnya memberi angin surga kepada kami belakangan batal mewujudkan komitmennya dengan alasan internal.
Kami harus merangkai ulang tanggal pengukuhan. Sambil berpikir tanggal yang ada, ndilalah kersaning Allah, tanggal 14022014 terjadi bencana alam letusan Gunung Kelud.
Gunung Berapi terendah di pulau Jawa ini meletus dan mengirimkan abu vulkanik hingga ke jawa Barat!
Bisa dibilang, Gunung Kelud ini si kecil cabe rawit. Kecil-kecil tapi punya semangat besar dan luar biasa.
Dibalik bencana pasti ada hikmah. Awalnya menimbulkan kerusakan, sesungguhnya pasir/abu vulkanik itu menyebarkan kesuburan.
Letupan (Jawa: bledhug) Kelud ini sontak menginspirasi kami. Kedirian harus bisa meneladani semangat Gunung Kelud: biar kecil namun ia mampu hadir dan berbicara kepada dunia. Dan dengan dahsyatnya, Kedirian harus bisa menebar kesuburan jiwa laksana pasir/abu vulkanik.
Maka letusan itu membuat kami menjuluki diri: Team Bledhug Kelud! 😀
Pasca letusan, rekan-rekan Kedirian sempat mengadakan acara bakti sosial, mengirimkan sumbangan ala kadarnya yang kami harapkan bisa memberikan manfaat sekecil apapun, sukur-sukur bisa besar. Alhamdulillah, rencana sederhana ini mendapat dukungan besar dari para warga angkringan-online Bimmerfan Mataraman.
***
Waktu berlalu dan persetujuan dari Jerman datang. Kami pun memutuskan-ulang tanggal kelahiran kami menjadi: 0404 (14).
Tanggal 4 bulan April tahun 2014.
Sayangnya, tanggal tersebut tidak jatuh tepat di akhir pekan, yang mana jika pada akhir pekan, maka akan banyak rekan-rekan bimmerfan yang bisa berkumpul di prosesi pengukuhan. Dan pengurus pusat kala itu mengacuhkan permintaan & permohonan kami agar tanggal de-yure establish-nya BMWCCI Kediri Chapter pada 0404.
Oleh pengurus pusat BMWCCI, kami diakui lahir bukan pada 0404.
Hal “sepele” dan sederhana, namun ternyata tidak bisa kami perjuangkan kala itu.
Kelak, jika ada chapter hadir dan memilih tanggal kelahirannya pada tanggal yang dianggap punya makna oleh si (calon) chapter dan itu bukan jatuh pada akhir pekan, kami akan mencoba mendampingi jika diijinkan dan turut memperjuangkan kepada pengurus pusat, agar tanggal de-yure seyogyanya bisa diperkenankan tidak harus pada akhir pekan.
Semoga pengurus pusat bisa menerima masukan simpel ini. Toh tinggal surat peresmiannya dibuat pada tanggal yang dipilih oleh di chapter setelah semua(persyaratannya)nya mendapatkan persetujuan dari BMW Clubs council Jerman.
Sementara prosesi serah-terima AD-ART bisa tetap dimaknai sebagai datangnya waktu pengiriman-penerimaan surat yang telah diputuskan dan ditetapkan sebelumnya.
Inilah kami, Tim Bledhug Kelud.
– Jagawara/humas BMWCCI Kediri Chapter.